Metodologi Pembelajaran dalam QS.
Al-Alaq 1-5
KAJIAN AL-QUR’AN
SURAT AL-ALAQ AYAT 1-5
TENTANG METODOLOGI PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam
Al-Qur'an Surat Al-'Alaq Ayat 1 – 5 adalah :
1.
Ikhlas
Prinsip
ikhlas dapat terlihat dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1. Tuhan memerintahkan membaca
atas nama Allah.
2.
Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan
seumur hidup tergambar secara implisit dalam Surat Al-'Alaq, yaitu tidak adanya
batasan yang kongkret tentang kapan seseorang harus memulai belajar dan sampai
kapan. Tuhan hanya menjelaskan bahwa manusia harus membaca dan belajar. Dengan
demikian, manusia perlu belajar sampai ajalnya tiba.
3.
Efektivitas Pendidikan
Di dalam
Surat Al-'Alaq, Tuhan menginformasikan asal kejadian manusia dari 'alaq dan
setelah diajari, mereka memperoleh ilmu pengetahuan.
4.
Pengulangan
Di dalam
surat Al-'Alaq Ayat 1 – 5 terdapat lafadl اقرأ (Bacalah)
lebih dari satu kali. Di sini mengandung prinsip, bahwa diantara prinsip
pembelajaran adalah dengan menggunakan pengulangan. Untuk mempelajari materi
sampai pada taraf insight siswa perlu membaca, berfikir, mengingat dan yang
tidak kalah penting adalah latihan. Dengan latihan berarti siswa
mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi tesebut makin mudah
diingat. Dengan pengulangan, tanggapan tentang materi makin segar dalam pikiran
siswa, sehingga makin mudah direproduksi.
B. Jenis-jenis metode pembelajaran dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq Ayat 1-5
Jenis-jenis metode yang dapat
diambil dari Surat Al-Alaq Ayat 1-5 adalah :
1.
Pembiasaan dan pengamalan
Pembiasaan dan pengamalan merupakan salah satu metode yang diisyaratkan
oleh Al-Qur'an. Latihan dan ulangan yang merupakan metode praktis untuk
menghafalkan sesuatu ajaran termasuk di dalam metode ini. Di dalam Surat
Al-'Alaq metode ini disebut secara implisit, yakni cara turunnya wahyu pertama
(ayat 1-5). Jibril menyuruh Nabi mengucapkan kata اقرأ (bacalah) dan Nabi menjawab ما أنا بقارئ
(Saya tidak bisa membaca), lalu Jibril mengulanginya lagi dan Nabi menjawab
dengan perkataan yang sama. Hal ini terulang sampai tiga kali. Kemudian Jibril
membacakan ayat 1-5 dan mengulanginya sampai beliau hafal dan tidak lupa lagi
apa yang disampaikan Jibril tersebut. Metode pembiasaan dan pengulangan yang
digunakan Allah dalam mengajar Rasul-Nya amat efektif sehingga apa yang
disampaikan kepadanya langsung tertanam dengan kuat di dalam kalbunya.
Inti pembiasaan sebenarnya adalah pengulangan terhadap segala sesuatu yang
dilaksanakan atau yang diucapkan oleh seseorang. Hampir semua ahli pendidikan
sepakat untuk membenarkan pembiasaan sebagai salah satu upaya pendidikan.
Pembiasaan merupakan teknik pendidikan yang jitu, walaupun ada kritik terhadap
metode ini karena cara ini tidak mendidik siswa untuk menyadari dengan analisis
apa yang dilakukan. Oleh karena itu pembiasaan harus mengarah
kepada kebiasaan yang baik.
Perintah membaca dalam Surat Al-'Alaq ayat 1-5, yang diulang sampai
dua kali, yaitu pada ayat pertama dan ketiga dapat memberikan indikasi bahwa
metode pembiasaan dalam pendidikan sangat diperlukan dalam pembelajaran
pendidikan Islam.
2.
Metode Mauidzah.
Metode Mauidzah adalah pemberitahuan seseorang tentang sesuatu yang baik
agar dia dapat melakukannya dan yang jahat agar dia tidak melakukannya.
Termasuk mau'idzah adalah nasihat, peringatan, teguran perintah. Dengan
ungkapan lain, mau'idzah dapat disebut juga al-amr bil-ma'ruf wan nahyu 'anil
munkar. Mau'idzah atau al-amr bil-ma'ruf wan nahyu 'anil munkar merupakan salah
satu metode yang dianjurkan oleh Allah.
Dalam Surat Al-'Alaq ayat 1-5 ini merupakan ayat yang memerintahkan
pada ilmu pengetahuan kepada manusia dengan cara memberi nasehat berupa
perintah untuk membaca.
C. Unsur-unsur pendidikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq Ayat 1-5.
Unsur-unsur pendidikan yang ada dalam Surat Al-'Alaq ayat 1 – 5 adalah :
1. Pendidik
Pendidikan ialah orang yang mendidik yang melaksanakan tugas mendidik atau
orang yang membrikan pendidikan dan pengajaran, baik secara formal maupun non
formal. Dalam ayat 4 Surat Al-'Alaq dijelaskan bahwa Dia (Allah) yang mengajar
menulis dengan mengunakan qalam. Pada ayat ini Tuhan belum menjelaskan siapa
yang diajari-Nya. Pada ayat 5 Dia menjelaskan bahwa yang diajarinya adalah
manusia.
Disini terlihat jelas bahwa pendidik pertama dan utama adalah Allah SWT.
Allah lah yang megajari manusia sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan.
Dengan demikian, mereka terangkat dari kegelapan dan kebodohan kepada cahaya
pengetahuan yang terang benderang.
Ayat 4 dan 5 dari Surat Al-'Alaq ini mengisyaratkan bahwa Allah adalah
pendidik atau pengajar pertama dan utama. Allah bukan hanya pendidik manusia
tetapi pendidik seluruh alam. Oleh karena itu, Dia dijuluki rahmatan
lil'alamiin.
Kalau Allah sebagai pendidik sejati, maka manusia bertugas sebagai
pelaksana mewakili Tuhan. Jadi, boleh dikatakan Allah mendelegasikan sebagian
tugas mengajar dan mendidik hamba-Nya kepada para pendidik yang mula-mula di
dilakukan oleh para Rasul, kemudian dilanjutkan oleh para
pengikutnya, ulama', guru dan seterusnya.
2.
Peserta Didik
Dalam Surat Al-'Alaq terdapat unsur peserta didik, yang dinyatakan secara
eksplisit lafal الإٍنْسَانُ di dalam ayat ke-5. Penyebutan lafal الإٍنْسَانُ secara tegas berfungsi sebagai obyek dari
pembelajaran memberikan indikasi bahwa peserta didik harus jelas dan nyata.
Dengan begitu, proses belajar-mengajar akan dapat terlaksana dengan baik dan
efisien, sebaliknya jika peserta didiknya tidak jelas, maka proses
belajar-mengajar akan terganggu dan sukar sekali mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Kata الإٍنْسَانُ yang berperan sebagai peserta didik di dalam ayat itu mencakup
makna yang amat luas. Artinya, peserta didik yang ingin diajar atau dididik
oleh Al-Qur'an tidak tertuju pada suatu kelompok tertentu, tetapi umum kepada
siapa saja yang berpredikat manusia, tidak peduli kaum konglomerat atau
melarat, pejabat tinggi atau pegawai rendah, dan para ningrat atau orang biasa.
Tidak ada pula perbedaan dari segi umur, tua, muda dan sebagainya. Al-Qur'an
tidak membedakan peserta didik dari sudut ras, keturunan, kekayaan atau umur.
Pembelajaran yang dimaksud dalam Surat Al-'Alaq adalah pendidikan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang membutuhkan penalaran dan pemikiran
rasional karena akan digunakan untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
hidup dan kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu, hanya
manusia yang disebut Allah sebagai peserta didik di dalam ayat ini, bukan
makhluk lain.
3.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan di sini ialah tujuan akhir dari semua aktivitas pembelajaran, bukan
target dari pengajaran suatu materi kurikulum. Target semacam itu tidak perlu
ditegaskan di dalam Al-Qur'an, tetapi cukup diatur oleh manusia sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Telah diungkapkan pada bagian terdahulu, bahwa perintah membaca pada ayat
pertama Surat Al-'Alaq ini langsung diikuti dengan menyebut nama Allah SWT,
bukan nama yang lain. Pola susunan seperti ini memberikan isyarat bahwa tujuan
belajar (menuntut ilmu pengetahuan) itu hanya semata-mata karena mengharapkan
keridhaan Allah SWT, bukan yang lain. Semua pekerjaan yang dimulai dengan niat
ikhlas dan hanya mengharapkan ridha Allah semata merupakan ibadah yang tak
ternilai harganya. Jika demikian, maka tujuan pembelajaran yang dicanangkan
dalam ayat ini adalah beribadah, yaitu mengabdikan jiwa raga semata-mata untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran di sini adalah menyiapkan manusia
untuk beribadah kepada Allah SWT. Apa pun materi yang diajarkan dan cara apapun
yang ditempuh untuk mengajarkannya, tujuannya hanya satu, yaitu untuk
mengharapkan ridha Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
4.
Materi Pembelajaran
Materi-materi pembelajaran yang
terkandung dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1-5 adalah :
a.
Membaca, sebagai materi pertama yang disebutkan dalam
Surat Al-'Alaq. Meskipun surat ini tidak menegaskan urutan materi pendidikan,
namun dengan dicantumkannya "membaca" pada urutan pertama tergambar
bahwa materi tersebut harus pertama kali diberikan kepada peserta didik sebelum
mengajrkan yang lainnya.
b.
Menulis, sebagai pelajaran yang tidak kurang
pentingnya dari membaca. Hal ini ditegaskan dalam ayat ke-4 dari Surat
Al-'Alaq, bahwa Allah mengajar menulis kepada manusia dengan menggunakan qalam,
yaitu alat tulis yang pertama kali dikenal dalam dunia pendidikan. Menulis
merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Setelah
ditulis, pengetahuan tersebut dapat diwarisi oleh generasi berikutnya sehingga
generasi selanjutnya dapat meneruskan dan mengembangkan lebih jauh ilmu-ilmu
yang telah dirintis oleh generasi sebelumnya. Jadi, membaca dan menulis
merupakan dua hal yang sangat urgen dalam pendidikan guna memperoleh ilmu
pengetahuan dan memajukan peradaban umat manusia di muka bumi ini.
c.
Biologi, sebagai materi ketiga yang diungkapkan dalam
wahyu yang pertama turun, yaitu tentang penciptaan manusia secara fisik yang
bermula dari al-'alaq. Ilmu yang mempelajari manusia dari sudut fisiknya
disebut dengan ilmu biologi. Walaupun Surat Al-'Alaq tidak menyebut secara eksplisit
istilah pendidikan biologi, tidak salah jika penafsiran ayat itu dilihat dari
sudut pendidikan biologi. Dengan perkataan lain, wahyu yang pertama ini
mengajak umat manusia agar merenungkan sejenak asal-usul kejadian mereka dari
sudut biologis agar mereka mau menyadari kondisi dan hakikat diri mereka yang
sebenarnya.
5.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang terkandung di dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1-5
terdapat dua metode, sebagaimana penulis jelaskan pada bahasan sebelumnya,
yaitu metode (1) pembiasaan dan pengamalan dan (2) metode mau'idzah.
6.
Alat Pembelajaran
Pena merupakan sarana untuk memperoleh dan mewarisi ilmu pengatahuan.
Dengan pena, ilmu pengetahuan akan ditulis lalu dibaca oleh generasi sekarang
dan yang akan datang sehingga informasi tersebut menjadi berkembang dan dapat
dikembangkan oleh generasi selanjutnya.
D. Relevansi metodologi pembelajaran dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq Ayat 1-5
dengan metodologi pembelajaran Pendidikan Islam.
Metodologi pembelajaran pendidikan Islam mempunyai tugas dan fungsi
memberikan jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional
dari ilmu pendidikan Islam. Pelaksanaannya berada dalam ruang lingkup proses
kependidikan yang berada dalam suatu sistem dan struktur kelembagaan yang
diciptakan untuk tujuan pendidikan Islam.
Metodologi pembelajaran pendidikan Islam dalam penerapannya banyak yang
bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
pembelajaran pendidikan Islam seharusnya berpedoman pada metodologi yang telah
digariskan oleh Al-Qur'an dan Hadits.
Diantara metodologi yang ada di dalam Al-Qur'an adalah metode pembiasaan
dan pengamalan serta metode mau'idzah yang terdapat dalam Surat Al-'Alaq Ayat
1-5. Kedua metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan Islam.
Para psikolog telah banyak membicarakan tentang teori belajar, antara lain
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh ahli skolastik, bahwa belajar adalah
mengulang-ulang bahan yang akan dipelajari. Golongan kontra reformasi
mengemukakan bahwa pokok atau induk belajar ialah "mengulangi". Ahli
psikologi daya yang meninjau daya-daya yang dimiliki oleh jiwa mengatakan bahwa
melatih jiwa sama dengan melatih jasmani, yaitu dengan melakukannya secara
berulang-ulang. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa, belajar adalah
pengulangan.
Jadi, metode pembiasaan dan pengamalan merupakan metode yang amat penting
dan sangat relevan dengan kondisi psikologis manusia, dan sangat relevan dalam
pembelajaran pendidikan Islam sampai kapanpun.
Sedangkan metode mau'idzah yang terdapat dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1-5 juga
merupakan suatu metode yang amat penting dalam pembelajaran pendidikan Islam,
sehingga metode ini diturunkan pada periode awal dari urutan turunnya ayat-ayat
Al-Qur'an. Selain itu, mauidzah tidak hanya ditujukan kepada umatnya saja,
tetapi Nabi pun diberi mau'idzah meskipun beliau sudah jelas tunduk dan patuh
terhadap perintah Allah.
Dengan demikian, kedua metode yang tercantum dalam Surat Al-'Alaq Ayat 1-5,
yaitu metode pembiasaan dan pengamalan serta metode mau'idzah tetap
sangat relevan untuk digunakan dalam pembelajaran pendidikan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar